Minggu, 01 Desember 2013

persib bandung

Tim PERSIB mempersiapkan diri dalam pemusatan latihan di Ciamis

Mulai pekan depan, PERSIB akan disibukkan dengan sejumlah agenda uji coba di Bandung. Tak tanggung-tanggung, lawan yang dihadapi tim asal Amerika Serikat, DC United pada 6 Desember 2013.
Namun, sebelum menginjak pada uji coba tersebut, redaksi telah merangkum sejumlah laga penting PERSIB menghadapi tim luar negeri terutama di Bandung.
Dalam catatan redaksi persib.co.id, Maung Bandung sendiri telah melakoni banyak pertandingan sejak 1952. Dari puluhan pertandingan tersebut, kami pilih laga uji coba yang menarik serta momen-momen yang sulit terlupakan oleh para pecinta PERSIB.
Bisa jadi pula salah satu faktor kenapa PERSIB selalu berprestasi dan seringkali meraih gelar juara karena uji coba tersebut. Akankah hal itu berulang setelah PERSIB menghadapi DC United? Kita harapkan yang terbaik tentunya.
Berikut kami sajikan rangkuman laga uji coba PERSIB melawan klub-klub luar negeri.

1. PERSIB vs Aryan Gymkhana

Pertandingan internasional sudah pernah dilakukan PERSIB saat menjamu tim asal India, Aryan Gymkhana. Pertandingan itu disebut-sebut sebagai pertandingan internasional pertama untuk tim berjuluk Maung Bandung.
Pada bulan Mei 1952, tim dari wilayah India Selatan ini berkunjung ke Indonesia. Salah satu yang dihadapi yakni PERSIB. Kedua tim bertanding di Stadion SIDOLIG (kini Stadion PERSIB). Hasil pertandingan ini sendiri samar.
Namun, banyak kalangan yang menyebut PERSIB bermain imbang lawan tim yang merupakan tim gabungan angkatan perang/kepolisian tersebut.


2. PERSIB vs Sao Paulo

Stadion Siliwangi menjadi saksi kedatangan tim asal Brasil, Sao Paulo ke bumi Parahyangan. Tepat 37 tahun yang lalu, tim berjuluk Tricolor tersebut menjajal kekuatan PERSIB.
Salah satu pertandingan persahabatan internasional ini digelar pada 14 Oktober 1976). Sayang, PERSIB menerima hasil kecewa setelah dilumat 0-4 dari tim Amerika Latin tersebut.
Gol-gol Sao Paulo sendiri diciptakan oleh Carlos Carrasco (‘35), Elloy (‘72) serta Carlos Alberto (‘73 dan ‘85).

3. PERSIB vs Torpedo Kutaisi

Pelatih kepala PERSIB saat ini, Djadjang Nurdjaman tentu masih hafal dengan laga klasik ini. Eks pemain Mercu Buana Medan di Galatama 1984 itu membela PERSIB saat menghadapi tim asal Uni Soviet (kini Rusia), Torpedo Kuitasi.
Bertempat di Stadion Siliwangi, pertandingan yang digelar 5 Februari 1985 itu, tim PERSIB tidak diperkuat Adjat Sudradjat, Adeng Hudaya, Jaffar Sidik dan Bambang Sukowiyono.
Maung Bandung kalah 1-3 dari lawannya. Djadjang sendiri menjadi pencetak satu-satunya gol di laga tersebut pada menit 57. Djadjang menyamakan kedudukan setelah pemain Kutaisi, Jorji Kashuili mencetak gol ke gawang PERSIB di menit 36.
Sayang, PERSIB harus kembali kebobolan setelah Kurgakidae di menit 61 dan Chilaya (‘81) mampu menyudahi perlawanan PERSIB kala itu.

4. PERSIB vs PSV Eindhoven

Pertandingan PERSIB vs PSV Eindhoven digelar 11 Juni 1987. Pemain PSV yang notabene merupakan pemain Timnas Belanda seperti Ruud Gullit, Ronald Koeman dan bintang Timnas Belgia Eric Gerets turut mencicipi lapangan Siliwangi.
Bagi PERSIB yang kala itu usai menjuarai Perserikatan 1986 mendapat ujian yang berarti dari pasukan Guus Hiddink. Maung Bandung sendiri diperkuat pemain-pemain seperti Adjat Sudrajat, Adeng Hudaya, Bambang Sukowiyono, Uut Kuswendi, Dede Iskandar, dll.
PERSIB ditekuk 0-6 melalui Ruud Gijp (‘8), Viscool (‘15, ‘40 dan ‘51) serta Koolhof (‘58 dan ’63).
Stadion Siliwangi, tempat penyelenggaraan pertandingan persahabatan itu pun disesaki sekitar 25 ribu penonton.

5. PERSIB vs AC Milan

Empat Juni 1994, PERSIB berkesempatan menghadapi tim raksasa Italia, AC Milan di Stadion Senayan, Jakarta. Ini merupakan tim Italia pertama yang pernah dihadapi Maung Bandung meski pada tahun 1977 tim Maung Bandung sempat menjajal kekuatan Timnas Italia U-21.
Usai keluar juara Kompetisi Perserikatan terakhir 1993-1994, PERSIB ketika itu mencicipi AC Milan usai menjuarai Piala Champions (kini Liga Champions) 1994. Tim yang kala itu dibesut Fabio Capello melalukan tur Asia. Sedangkan PERSIB diarsiteki Pelatih Indra M. Thohir.
Masih sangat jelas dalam ingatan dimana PERSIB diperkuat nama-nama beken seperti Robby Darwis, Yudi Guntara, Dede Iskandar dll. Sedangkan Milan memiliki pemain bintang seperti Dejan Savicevic, Sebastiano Rossi, Marcel Desailly, Marco Simone, Gianlugi Lentini.
PERSIB kalah telak 8-0 di laga tersebut.  Siapa saja pencetak gol Milan tentu belum lekang dari ingatan. Dimulai dari Dejan Savicevic (‘17 dan 18), Gianluigi Lentini (’25), Paolo Baldieri (’26, ‘48 dan ’58, Christian Antigori (’68) dan Stefano Desideri (’78).


6. PERSIB vs Ulsan Hyundai FC

Memasuki era 2000-an, tim PERSIB masih melakukan uji coba melawan tim luar negeri. Kala itu, tim asal Korea Selatan, Ulsan Hyundai FC menjadi lawan yang dihadapi Maung Bandung di Stadion Siliwangi pada 28 Januari 2007.
Pertandingan melawan Ulsan tersebut, PERSIB menahan imbang tamunya 2-2. Namun, ada satu gol indah yang mungkin sulit dilupakan Bobotoh yang memenuhi Stadion Siliwangi.
Ya, gol indah Salim Alaysdrus yang mengecoh penjaga gawang Ulsan di menit 66. Berawal dari aksi menggiring bola dari daerah pertahanan sendiri, Salim terus menusuk pertahanan lawan. Salim memberikan operan kepada Zaenal Arief namun kembali dipantulkan dan eksekusi pemain bernomor punggung 7 itu merobek gawang Ulsan.
Zaenal Arief pun terlebih dulu mencetak gol di menit 25. Sayang, Yung Hoo mampu mencetak dua gol masing-masing di menit 54 dan 74 yang akhirnya membuat skor imbang.

MAAF HANYA SEGITU AJA YANG BISA AKU FOSTKAN HEHEHE :-)

persib bandung

Kang Harri saat memberi motivasi pemain Diklat PERSIB
Pelatih tim Diklat PERSIB U-19, Jaino Matos menegaskan bahwa mental adalah hal utama dari sepakbola. Bukan semata teknik, strategi atau pun penerapan sport science.
Hal itu diungkapkan Jaino saat anak asuhnya tengah digenjot mentalnya oleh motivator Harri Firmansyah di Lapangan Pusat Pendidikan Infanteri (PPI), Senin (2/11). "Sebenarnya mental atau Sport Phsycologi adalah dasar utama. Barulah sport science, teknik dan strategy," tegas Jaino.
Hal itu lah yang menjadi alasan Jaino kenapa manajemen mendatangkan motivator selama dua kali dalam sebulan untuk anak asuhnya. Usai latihan, Rizki Alam dkk diberi motivasi selama 20 menit.
Harri sendiri membenarkan pernyataan sang pelatih. Apalagi menurutnya, usia tim Diklat adalah usia yang pas untuk dibina mentalnya. "Sport Psychology ini tidak dipakai kalau sudah ada kasus saja. Tidak juga untuk preventif. Tapi mengiringi olah raga, karena kita olah rasa," ujar pria yang biasa disapa Kang Harri ini.
"Adik-adik di tim Diklat ini masih dalam tahap pencarian jati diri. Kita sentuh intra personal mereka, bagaimana memahami diri sendiri dan apa yang mereka inginkan nanti," lanjutnya.
Harri dan Jaino menerangkan kalau mereka sudah menyusun program untuk tim Diklat. "Selain program, saya juga siap untuk special case per individu tim Diklat. Sebab coach bukan hanya menginginkan anak-anak ini bagus secara mental di olah raga saja, tapi bagaimana mereka menjadi manusia yang baik seutuhnya di luar lapangan," tambah Harri.